MAKALAH E-LEARNING UNIVERSITAS TERBUKA
MATA
KULIAH : PENDIDIKAN PANCASILA
PRODI
: PSIKOLOGI FISIP
UNIVERSITAS ISLAM “ 45” BEKASI
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat allah SWT
yang mana atas berkat dan rahmatnya kami masih diberi kesempatan untuk
menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS
E-LEARNING DI UNIVERSITAS TERBUKA” ini tepat pada waktunya.
Dalam menyusun makalah ini banyak kendala yang penulis hadapi hal ini
sulitnya menemui langsung narasumber yang ada, namun berkat kesabaran penulis
dengan menggunakan sistem informasi yang ada yang diperoleh dari buku dan
internet, sehingga dapat tercapailah tujuan penulis untuk menyelesaikan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih terdapat kekurangan, baik isi maupun penulisannya, maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sehingga dapat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini dimasa mendatang.
Bekasi,
27 Oktober 2015
Penulis
KATA
PENGANTAR................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah........................................................................................... 1
1.3
Tujuan Penelitian............................................................................................ 2
1.4
Manfaat penelitian.......................................................................................... 2
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian e-learning........................................................................... 3
2.2
Manfaat e-learning.......................................................................................... 4
2.3
Karakteristik
e-learning.................................................................................. 4
2.4
Kelebihan e-learning....................................................................................... 4
2.5
Kekurangan e-learning.................................................................................... 5
2.6
Menyusun komponen
e-learning..................................................................... 6
2.7
Kerangka E-learning....................................................................................... 7
BAB 3 PEMBAHASAN
3.1
Sejarah awal
Universitas Terbuka................................................................... 8
3.2
Pengembangan E-learning.............................................................................. 9
3.3
Metode Penyampaian
E-learning.................................................................. 10
3.4
Penerapan E-lerning di
Universitas Terbuka................................................ 10
BAB
III PENUTUP
4.1
Kesimpulan................................................................................................... 16
4.2
Saran............................................................................................................. 16
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................. 17
BAB
1
PENDAHULUAN
I. Latar
Belakang
Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi yang
sangat pesat, pemanfaatan internet dalam bidang pendidikan terus berkembang
khususnya dalam bidang pendidikan tinggi jarak jauh. Pemanfaatan internet dalam
bidang pendidikan digunakan sebagai salah satu alternatif kegiatan
pembelajaran. Proses pembelajaran tidak lagi terpusat pada suatu pusat lembaga
pendidikan seperti kampus, sekolah, kursus, dan pusat-pusat pelatihan lainnya,
namun telah mengubah proses belajar mengajar tanpa datang ke tempat pertemuan
di mana proses pembelajaran dilaksanakan. Kegiatan proses belajar mengajar
terus secara menyebar diarahkan kearah yang lebih fleksibel terhadap waktu dan
tempat. Waktu dan tempat bukan lagi merupakan kendala dalam menyelenggarakan
kegiatan pembelajaran Kegiatan pembelajaran yang demikian dikenal dengan
sebutan e-learning atau electronic-learning.
Kecenderungan untuk mengembangkan e-learning sebagai salah
satu alternatif pembelajaran diberbagai perguruan tinggi meningkat sejalan
dengan meningkatnya infrastruktur internet yang menunjang penyelenggaraan
e-learning. Melalui e-learning proses belajar mengajar dapat dilakukan tanpa
adanya tatap muka antara pengajar dan peserta didik dan tidak lagi dibatasi
oleh waktu dan tempat. E-learning menjadi salah satu solusi bagi permasalahan
dunia pendidikan yang semakin sibuk dengan berbagai layanan yang menawarkan
fleksibilitas dan mobilitas yang tinggi.
II.
Rumusan Masalah
1. Pembuatan situs web yang mampu
memenuhi konsep e-learning sekaligus mengandung semangat dan kultur Universitas
Terbuka
2. Penggunaan Moodle CMS (Content
Management System) sebagai perangkat lunak (software) utama situs web untuk
Universitas Terbuka
3. Penggunaan Tutorial online (Tuton)
berbasis internet atau Web based Tutorial (WBT) untuk Universitas Terbuka
4. Penggunaan Kit Tutorial untuk
Universitas Terbuka
III.
Tujuan Penelitian
1. Penelitian ini bertujuan untuk
membangun sebuah situs web yang dapat menjadi media e-learning bagi semua
elemen Universitas Terbuka di Indonesia, khususnya dosen dan mahasiswa UT
sendiri.
2. Penelitian ini bertujuan untuk
melihat kemampuan software Moodle CMS sebagai main software (perangkat lunak
utama) bagi situs e-learning Universitas Terbuka. Khususnya dari aspek
ketersediaan fasilitas-fasilitas penunjang e-learning seperti misalnya
kemampuan Moodle untuk menyediakan forum untuk berdiskusi bagi elemen-elemen UT
serta tingkat kemudahannya (user friendly) ketika digunakan oleh elemen-elemen
tersebut (dosen dan mahasiswa)
3. Penelitian ini bertujuan untuk
melihat kemampuan Kit Tutorial sebagai sarana penjamin kualias tutorial dan
acuan bagi tutor pada tutorial tatap muka.
4. Penelitian ini bertujuan untuk
melihat kemampuan Dry lab sebagai sarana meningkatkan pemahaman mahasiswa
tentang prosedur ataupun materi praktikum yang akan dilakukan di laboratorium
basah dan merupakan alternatif pelaksanaan praktikum secara jarak jauh.
IV.
Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini bermanfaat untuk
para penanggung jawab dan pengambil keputusan dalam lingkungan Universitas
Terbuka sebagai panduan untuk melihat kemungkinan penggunaan software-software
di atas
2. Penelitian ini bermanfaat untuk
para dosen dan mahasiswa yang akan mencoba menerapkan metode e-learning, baik
sebagai pendukung metode pos maupun sebagai alternatif total pengganti metode
pos jika memang memungkinkan untuk melakukan hal tersebut
3. Penelitian ini bermanfaat untuk
para rekan-rekan sejawat yang memiliki ketertarikan dalam bidang e-learning,
baik itu dari aspek konsep-teori, psikologis, penggunaan perangkat keras,
maupun perangkat lunak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.
Pengertian E-learning
E-learning merupakan singkatan dari Elektronic Learning,
merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media
elektronik khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya. E-learning
merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi.
Beberapa ahli mencoba menguraikan pengertian e-learning
menurut versinya masing-masing, diantaranya :
a.
Jaya Kumar C. Koran (2002), mendefinisikan e-learning
sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian
elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran,
interaksi, atau bimbingan.
b.
Ensiklopedia Wikipedia dijelaskan bahwa e-learning adalah
pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi elektronik sebagai sarana penyajian
dan distribusi informasi.
c.
Dong (dalam Kamarga, 2002), mendefinisikan e-learning
sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer
yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.
d.
Rosenberg (2001), Menekankan bahwa e-learning merujuk pada
penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
e.
Darin E. Hartley [Hartley, 2001], mendefinisikan
e-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan
tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet
atau media jaringan komputer lain.
f.
LearnFrame.Com dalam Glossary of eLearning Terms
[Glossary, 2001], mendefinisikan e-learning adalah sistem pendidikan yang
menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media
Internet, jaringan komputer,maupun komputer standalone.
2. Manfaat E-learning
Manfaat E-learning menurut Pranoto, dkk (2009:309) adalah:
·
Penggunaan E-learning untuk menunjang pelaksanaan proses
belajar dapat meningkatkan daya serap mahasiswa atas materi yang diajarkan.
·
Meningkatkan partisipasi aktif dari mahasiswa.
·
Meningkatkan kemampuan belajar mandiri mahasiswa.
·
Meningkatkan kualitas materi pendidik dan pelatihan.
·
Meningkatkan kemampuan menampilkan informasi dengan
perangkat teknologi informasi, dimana dengan perangkat biasa sulit dilakukan.
3. Karakteristik E-learning menurut
Nursalam (2008:135) adalah:
·
Memanfaatkan jasa teknologi elektronik.
·
Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan
komputer networks)
·
Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri (self
learning materials) kemudian disimpan di komputer, sehingga dapat diakses oleh
doesen dan mahasiswa kapan saja dan dimana saja.
·
Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil
kemajuan belajar, dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan
dapat dilihat setiap saat di komputer.
4. Kelebihan e-learning
Kelebihan E-learning ialah memberikan fleksibilitas,
interaktivitas, kecepatan, visualisasi melalui berbagai kelebihan dari
masing-masing media (Sujana, 2005 : 253 ). Menurut L. Tjokro (2009:187),
E-learning memiliki banyak kelebihan yaitu :
·
Lebih mudah diserap, artinya menggunakan fasilitas
multimedia berupa gambar, teks, animasi, suara, video.
·
Jauh lebih efektif dalam biaya, artinya tidak perlu
instruktur, tidak perlu minimum audiensi, bisa dimana saja, bisa kapan saja,
murah untuk diperbanyak.
·
Jauh lebih ringkas, artinya tidak banyak formalitas kelas,
langsung pada pokok bahasan, mata pelajaran sesuai kebutuhan.
·
Tersedia 24 jam/hari – 7 hari/minggu, artinya penguaasaan
materi tergantung pada semangat dan daya serap siswa, bisa dimonitor, bisa
diuji dengan e-test.
5. Kekurangan E-learning
Kekurangan E-learning menurut L. Gavrilova (2006:354)
adalah pembelajaran dengan model E-learning membutuhkan peralatan tambahan yang
lebih (seperti komputer, monitor, keyboard, dsb). Kekurangan E-learning yang
diuraikan oleh Nursalam (2008:140) sebagai berikut :
·
Kurangnya interaksi antara pengajar dan pelajar atau
bahkan antar pelajar itu sendiri.
·
Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial
dan sebaliknya membuat tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
·
Berubahnya peran pengajar dari yang semula menguasai
teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik
pembelajaran yang menggunakan ICT (information, communication, dan technology).
·
Proses belajar mengajar cenderung ke arah pelatihan
daripada pendidikan.
·
Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet ( mungkin
hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon, ataupun
komputer).
·
Kurangnya sumber daya manusia yang menguasai internet.
·
Kurangnya penguasaan bahasa komputer.
·
Akses pada komputer yang memadai dapat menjadi masalah
tersendiri bagi peserta didik.
·
Peserta didik bisa frustasi jika mereka tidak bisa
mengakses grafik, gambar, dan video karena peralatan yang tidak memadai.
·
Tersedianya infrastruktur yang bisa dipenuhi.
·
Informasi dapat bervariasi dalam kualitas dan akurasi
sehingga penduan dan fitur pertanyaan diperlukan.
·
Peserta didik dapat merasa terisolasi
6.
Komponen utama yang menyusun e-learning ada 3 (Wahono,
2008), yaitu:
a) Sistem dan Aplikasi e-Learning.
Proses penyelenggaraan e-Learning, membutuhkan sebuah
sistem perangkat lunak yang sering disebut dengan Learning Management System
(LMS) Sistem ini berfungsi untuk mengatur tata laksana penyelenggaraan
pembelajaran di dalam model e-learning seperti manajemen kelas, pembuatan
materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian, sistem ujian online, dan
segala fitur yang berhubungan dengan proses belajar mengajar. LMS banyak yang
open source seperti moodle, sehingga bisa kita manfaatkan dengan mudah dan
murah untuk dibangun di sekolah dan universitas kita.
b) Konten e-Learning (Isi)
Konten dan bahan ajar yang ada pada e-Learning system
(Learning Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk
multimedia-based Content (konten berbentuk multimedia interaktif), Text-based
Content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran biasa) atau
kombinasi dari keduanya. Biasa disimpan dalam Learning Management System (LMS)
sehingga dapat dijalankan oleh mahasiswa kapanpun dan dimanapun. Ini langkah menarik
untuk mempersiapkan perkembangan e-learning dari sisi konten. Sedangkan
pengguna pelaksanakan e-learning boleh dikatakan sama dengan proses belajar
mengajar konvensional, yaitu perlu adanya pengajar yang mengajar, peserta didik
yang menerima bahan ajar dan administrator yang mengelola administrasi dan
proses belajar mengajar.
c) Infrastruktur e-Learning
(Peralatan)
Infrastruktur e-Learning dapat berupa personal computer
(PC), jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia. Termasuk
didalamnya peralatan teleconference/ videoconference apabila kita memberikan
layanan synchronous learning melalui teleconference/ videoconference.
7.
Kerangka e-Learning
Badrul Khan (2005) menjelaskan bahwa terdapat delapan
dimensi untuk mengembangkan e-learning dengan
masing-masing dimensi saling terkait dan saling berpengaruh sebagai suatu
system.
§ Institusional (Penyelenggara),
Adanya unsur penyelenggara yang mengelola masalah akademik, administrasi, dan
layanan kepada peserta didik.
§ Manajemen, Adanya unsur pengelolaan
yang terkait dengan pengelolaan pembelajaran dan distribusi informasi.
§ Teknologi, Adanya infrastruktur
untuk mendukung sistem penyelenggaraan e-Learning. Hal ini meliputi perencanaan
dan penyiapan infrastruktur hadware dan
software seperti internet, LAN, WAN, koneksi,
bandwidth computer, server, software, dan lain-lain).
§ Pedagogik, Adanya unsur proses
belajar dan mengajar yang meliputi apa yang dipelajari, apa tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai, siapa yang belajar, bagaimana desain, metode, dan strategi
pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan.
§ Etika, Adanya etika
penyelenggaraan e-Learning, seperti masalah hak cipta, hak kekayaan
intelektual, aturan main yang berlaku khusus (seperti sistem evaluasi,
kebijakan khusus, dan lain-lain).
§ Desain tampilan, desain tampilan yang meliputi
tampilan situs, isi, navigasi, aksesibilitas, interaktifitas, kecepatan, dan
lainnya.
§ Daya pendukung, Sumber daya yang
dibutuhkan untuk mendukung proses e-lerarning.
§ Evaluasi, Untuk melihat
keberhasilan penyelenggaraan e-Learning maka perlu dilakukan evaluasi untuk
mengukur keberhasilan pembelajaran maupun penyelenggaraan e-learning
BAB III
PEMBAHASAN
I.
Sejarah E-learning di Universitas Terbuka
Di Indonesia,
Universitas Terbuka (UT) dianggap telah mampu menyelenggarakan PTJJ secara
tertata dan sistematis. Tak heran jika UT kini dijadikan contoh sukses oleh
open university di Asia. UT juga dinilai bisa menjadi kampus masa depan bagi
bangsa Indonesia. Sebab, berbagai bahan studi untuk menyebarkan pengetahuan dan
informasi di kampus itu, mengandalkan teknologi informatika yang paling
mutakhir, yakni teknologi jarak jauh (long distance), sehingga cocok bagi
wilayah geografis Indonesia yang terpisah oleh beberapa kepulauan.
UT memudahkan
orang-orang yang tidak sempat belajar secara tatap muka atau formal. Meski
begitu, tantangan terbesar kami adalah UT harus menyeragamkan sistem pendidikan
dengan luasnya geografis Indonesia dari Sabang sampai Merauke. UT sejak
perguruan tinggi ini berdiri pada 1984.
UT adalah
Perguruan Tinggi Negara (PTN) ke 45 di Indonesia yang menerapkan sistem PTJJ.
Tanpa memandang kondisi mahasiswa, PTJJ yang diterapkan UT membantu pencapaian
tujuan belajar karena tidak ada pembatasan jangka waktu penyelesaian studi dan
tidak memberlakukan sistem drop out, tidak ada pembatasan umur maupun tahun
kelulusan, dan waktu pendaftaran yang leluasa sepanjang tahun.
Kemudian juga
di UT, ruang, waktu dan tempat belajar sangat fleksibel sesuai dengan kondisi
mahasiswa. Kami juga menggunakan materi belajar multimedia, termasuk bahan ajar
cetak baik yang dilengkapi dengan kaset audio dan video (CD), siaran radio dan
TV, maupun bahan belajar bebasis komputer dan internet. Di samping itu semua,
biaya kuliah di UT jauh lebih murah dibandingkan perguruan tinggi konvensional
dan jangkauannya juga lebih luas.
UT memiliki empat fakultas dan satu program
pascasarjana yang menawarkan lebih dari 30 program studi dengan jenjang yang
bervariasi meliputi Program Magister, Sarjana, Diploma 1, 2 dan 3 serta
Sertifikat. UT sendiri telah mendapatkan akreditasi, baik tingkat nasional
maupun internasional. Pada tingkat internasional, UT memperoleh Sertifikat
Kualitas dari The International Council for Open and Distance Education (ICDE)
dan ISO 9001:2000/2008 dalam berbagai bidang manajemen dari Badan Sertifikasi
SAI Global dan SGS USA. Dan tentu saja akreditasi dari Badan Akreditasi
Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).
Informasi lebih
lengkap mengenai UT dapat diakses secara cepat melalui situs
http://www.ut.ac.id/. Kami juga telah bergabung dalam Indonesia Digital Library
Network (IDLN), yakni jaringan perpustakaan digital Indonesia yang
beranggotakan lebih dari 80 institusi. Infonya bisa diperoleh pada
http://hub.indonesiadl.net/index.php.
II.
Pengembangan E-learning
Pengembangan e-learning tidak semata-mata hanya menyajikan
materi pembelajaran secara online, namun e-learning haruslah bisa komunikatif
dan menarik. Materi pembelajaran dirancang seolah-olah pembelajaran
dilaksanakan secara tatap muka melalui komputer yang terhubung dengan jaringan
internet.
Untuk dapat menghasilkan e-learning yang menarik dan
diminati, Purbo (2002) mensyaratkan tiga hal yang wajib dipenuhi dalam
merancang elearning, yaitu: sederhana, personal, dan cepat. Sistem yang
sederhana akan memudahkan peserta didik dalam memanfaatkan teknologi dan menu
yang tersedia, dengan kemudahan pada panel yang disediakan, akan mengurangi
pengenalan sistem e-learning itu sendiri, sehingga waktu belajar peserta didik
dapat diefisienkan untuk proses belajar itu sendiri dan bukan pada belajar
menggunakan sistem e-learningnya.
Syarat personal berarti pengajar dapat berinteraksi dengan
baik seperti layaknya seorang pengajar yang berkomunikasi dengan peserta didik
di depan kelas. Dengan pendekatan dan interaksi yang lebih personal, peserta
didik diperhatikan kemajuannya, serta dibantu segala persoalan yang dihadapinya
baik pada proses pembelajarannya maupun proses administrasinya.
Hal ini akan membuat peserta didik merasa diperhatikan
oleh pengajarnya walaupun tidak berhadapan secara tatap muka. Kemudian
kecepatan, respon yang cepat terhadap keluhan dan kebutuhan peserta didik
lainnya. Dengan demikian perbaikan pembelajaran dapat dilakukan secepat mungkin
oleh pengajar atau pengelola.
III.
Metode Penyampaian E-learning
Pada dasarnya metode penyampaian materi e-learning, dapat
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a.
Synchronous e-learning,
proses pembelajaran disampaikan
secara langsung. Proses pembelajaran dilakukan secara real time, di mana
pengajar dan peserta didik dapat berkomunikasi secara online pada waktu yang
sama di ruang atau tempat yang berbeda, misalnya: Video Conference, teleconference,
chatting, skype, dan sebagainya.
b. Asynchronous e-learning,
Proses pembelajaran disampaikan tidak secara
langsung atau tidak secara bersamaan. Sistem e-learning berupa LMS dan konten
baik berbasis teks atau multimedia sangat berperan. Aplikasi yang tidak
bergantung pada waktu dan tempat dimana pengajar dan peserta didik dapat
mengakses ke sistem dan melakukan komunikasi antar mereka yang disesuaikan
dengan waktu dan tempat masing-masing pengguna. Pengajar menyampaikan materi
pembelajaran melalui teks/audio/video, komputer atau lainnya, dan peserta didik
merespons pada lain waktu. Misalnya, Pengajar menyampaikan materi pembelajaran
dan peserta didik merespon melalui web atau e-mail.
IV.
Penerapan E-learning di UT
E-learning pada era teknologi informasi dan komunikasi
sekarang ini, sudah merupakan kebutuhan yang bermanfaat bagi dunia pendidikan.
Teknologi komputer dan internet dimanfaatkan dalam pembuatan materi
pembelajaran, penyelesaian tugas-tugas, atau sebagai media penyampaian materi
pembelajaran antara pendidik dan peserta didik. E-learning memberikan kemudahan
untuk peserta didik dalam memperoleh materi pembelajaran langsung dari
sumbernya seperti pengajar, ahli/pakar, atau nara sumber lainnya. Selain itu,
peserta didik akan mendapatkan kesempatan untuk lebih peka dan kritis terhadap
materi pembelajaran yang disajikan oleh pengajar karena isi materi pembelajaran
yang disajikan oleh pengajar dapat langsung dikomentari atau dikritisi langsung
oleh pembelajar. Bahkan pembelajar dituntut secara mandiri untuk mencari
referensi lain, selain materi pembelajaran yang diberikan oleh pengajar,
sehingga peserta didik memperoleh informasi banyak tentang materi pembelajaran
dalam waktu singkat, kapan saja, dan di mana saja.
Salah satu institusi pendidikan di Indonesia yang
memanfaatkan e-learning adalah UT. UT telah mengembangkan berbagai macam media
pembelajaran untuk meningkatkan layanan bantuan belajar kepada mahasiswanya.
Pada awalnya media pembelajaran yang dikembangkan oleh UT menggunakan sistem
modular (printed matterial) sebagai bahan belajar utama.
Dengan teknologi informasi dan komunikasi maka UT telah
mengembangkan media pembelajaran dengan berberbasiskan pada teknologi informasi
dan komunikasi melalui penggunakan teknologi komputer dengan perangkat internet
dan program e-learning sebagai media utamanya.
Mulai tahun 1998 UT telah memanfaatkan e-learning sebagai
salah satu alat dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada mahasiswanya. UT
telah menjadikan pembelajaran melalui e-learning sebagai salah satu alternatif
pembelajaran yang dapat dipilih oleh mahasiswa. Artinya, dengan pemanfaatan
internet mahasiswa dapat memilih berbagai pilihan layanan bantuan belajar yang
telah disediakan oleh UT. Di UT penerapan e-learning memiliki beberapa tujuan
diantaranya untuk meningkatkan interaktivitas mahasiswa dengan materi ajar,
meningkatkan interaksi antara mahasiswa dengan dosen (tutor), juga interaksi
antarmahasiswa itu sendiri (Belawati, 2003).
E-learning di UT diterapkan dalam beberapa jenis layanan,
yaitu: pemberian bahan ajar suplemen berbasis web (Web based supplement) yang
dikenal dengan istilah web suplemen, tutorial berbasis jaringan (web based
tutorial) yang dikenal dengan tutorial
online, dan kuliah online (web based cources), latihan mandiri, kit
tutorial, dan lainnya.
1)
Bahan Ajar Suplemen Berbasis Web
Bahan ajar utama UT adalah bahan
ajar cetak yang disebut dengan Buku Materi Pokok (BMP). Bahan ajar UT dirancang
secara khusus agar dapat dipelajari secara mandiri oleh mahasiswa tanpa
kehadiran batuan tutor atau dosen Bahan ajar UT ditulis oleh dosen-dosen
professional dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Disamping BMP, UT
juga menyediakan bahan ajar suplemen yang ditujukan untuk pengayaan,
pendalaman, dan penguatan materi yang disajikan dalam modul (Belawati, 2003).
Bahan ajar suplemen UT dirancang dengan berbasikan web yang disebut dengan web
suplemen.
Web suplemen disajikan dalam
berbagai format mulai dari media tunggal (text-based) sampai hingga multimedia
yang mengintegrasikan teks, audio, video, dan format computer assisted
instruction (CAI) dan dapat diakses oleh mahasiswa UT melalui internet di mana
saja dan kapan saja.
Diharapkan dengan adanya web
suplemen ini, mahasiswa dapat mempelajari bahan ajar secara mandiri. Layanan
bahan ajar suplemen ini dapat diakses oleh mahasiswa melalui jaringan internet
di situs http://www.ut.ac.id/html/ suplemen/suplemen.htm.
2)
Tutorial Online
Tutorial online (Tuton) mulai
dilaksanakan di UT sejak tahun 1997, Tuton merupakan layanan tutorial yang
berbasis internet atau Web based Tutorial (WBT) yang ditawarkan oleh UT kepada
mahasiswanya. Tuton ini merupakan bentuk alternatif layanan tutorial yang
ditujukan bagi mahasiswa UT yang mempunyai akses internet.
Untuk dapat mengakses tuton maka
tutor dan peserta tuton harus memiliki alamat e-mail dan harus melakukan
aktivasi untuk memperoleh username dan password. Penyelenggaraan tuton di UT
secara khusus bertujuan untuk (a) mengoptimalkan pemanfaatan jaringan internet
dalam memberikan layanan bantuan belajar kepada mahasiswa, (b) memungkinkan
proses pembelajaran jarak jauh didesain lebih komunikatif dan interaktif, serta
(c) memberi alternatif pilihan bagi mahasiswa yang memiliki akses terhadap
jaringan internet untuk memperoleh layanan bantuan belajar secara optimal.
Dengan perkembangan Open Source Software, pada tahun 2002 Learning Management
system yang digunakan oleh UT dalam mengembangkan aplikasi tuton adalah
Manhattan Virtual Classroom dan sejak tahun 2004 sampai sekarang UT telah
menggunakan software Moodle (Modular
Object-Oriented Dynamic).
Moodle adalah salah satu aplikasi
e-learning yang Open Source. Moodle merupakan paket software yang diproduksi
untuk kegiatan belajar berbasis internet dan website. Moodle tersedia dan dapat
digunakan secara bebas sebagai produk open source dibawah lisensi publik GNU.
Dalam penyediannya Moodle memberikan paket software yang lengkap (MOODLE +
Apache + MySQL + PHP) yang dapat didownload secara gratis di http://moodle.org/downloads.
Dalam membangun e-learning, Moodle
mempunyai keunggulan, antara lain adalah 1) sederhana, efisien, dan kompatibel
dengan banyak browser; 2) mudah cara instalasinya serta mendukung banyak
bahasa, termasuk bahasa Indonesia; 3) tersedianya manajemen situs untuk
pengaturan situs keseluruhan, mengubah theme, menambah module, dan sebagainya;
4) membutuhkan satu database.
Database yang ada di aplikasi
tuton dapat di hubungkan dihubungkan dengan sistem database mahasiswa UT. Hal
ini akan memudahkan pengelolaan data mahasiswa peserta tuton, sehingga
mahasiswa yang akan mengikuti tuton adalah mahasiswa yang hanya benar-benar
telah meregistrasikan mata kuliah pada semester berjalan.
Dalam pelaksanaan tuton, tutor
berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator bagi mahasiswa. Tutor wajib
menyediakan 8 materi inisiasi, 8 forum diskusi, dan 3 tugas dengan mengacu pada
buku materi pokok yang akan ditutorialkan.
Tutor wajib memberi tanggapan atas
pertanyaan atau pernyataan mahasiswa pada forum diskusi yang telah disediakan.
Tutor harus memeriksa tugas-tugas dan memberikan feedback pada tugas-tugas yang
telah dikerjakan oleh mahasiswa. Pada akhir tutorial tutor wajib memberi
penilaian terhadap aktivitas peserta tuton.
Mahasiswa peserta tuton dapat
mengikuti materi pembelajaran melalui 8 materi inisiasi dan mengerjakan 3
tugas, selain itu mahasiswa dapat melakukan diskusi (tanya jawab) dengan tutor
maupun antarmahasiswa melalui forum diskusi.
Keaktifan mahasiswa dalam kegiatan tuton akan
berkontribusi terhadap nilai akhir semester. Layanan tuton ini dapat diakses
oleh mahasiswa melalui jaringan internet di situs http://student.ut.ac.id/. Hingga masa registrasi 2010.2, UT telah
menawarkan layanan bantuan belajar melalui tuton sebanyak 552 mata kuliah
dengan jumlah peserta yang aktif mengikuti tuton sebanyak 13.609 mahasiswa.
Bila dilihat dari masa registrasi 2009.1 jumlah mahasiswa yang aktif mengikuti
tuton semakin meningkat.
Walaupun demikian, bila dilihat
dari jumlah mahasiswa UT yang hampir mencapai 600.000 mahasiswa, persentasi
mahasiswa yang memanfaatkan tuton baru mencapai sekitar 2%, artinya mahasiswa
belum secara optimal memanfaatkan tuton.
Ketidakaktifan mahasiswa untuk
mengikuti tuton ini mungkin disebabkan oleh banyak hal, antara lain, Jaringan
internet yang belum merata di seluruh pelosok tanah air, kurang aktifnya tutor
dalam merespon pertanyaan-pertanyaan mahasiswa, mahasiwa belum mengerti
bagaimana cara mengakses tuton, atau mahasiswa itu sendiri tidak tertarik untuk
mengikuti tuton.
3)
Kit Tutorial
Kit tutorial disediakan untuk
tutor yang akan menutor pada tutorial tatap muka. Kit tutorial merupakan acuan
utama bagi tutor dalam menyampaikan materi pembelajaran pada tutorial tatap muka.
Kit tutorial merupakan salah satu cara untuk menstandardisasi kegiatan tutorial
yang ada di UT. Selain itu juga sebagai sarana penjamin kualias tutorial dan
acuan bagi tutor pada tutorial tatap muka. Kit tutorial ini berisi Rancangan
Aktivitas Tutorial (RAT), 8 Satuan Aktivitas Tuorial (SAT), 3 tugas dan
rambu-rambu penilaian, serta 8 materi inisiasi dalam bentuk power point untuk
setiap matakuliah yang dikembangkan. Kit Tutorial ini dapat diakses pada situs http://kit.tutor.ut.ac.id/.
4)
Dry Lab
Dry lab adalah praktikum yang
dapat dilakukan secara virtual dengan simulasi melalui komputer. Dry lab
dikembangkan dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang
prosedur ataupun materi praktikum yang akan dilakukan di laboratorium basah dan
merupakan alternatif pelaksanaan praktikum secara jarak jauh. Dry lab telah
dirintis sejak tahun 2009 dan sudah mengembangkan 23 mata kuliah
praktikum/berpraktikum. Dry lab ini dapat diakses oleh mahasiswa melalui situs http://www.ut.ac.id/drylab/drylab/indeks.swf
5)
Latihan Mandiri Online
Layanan bantuan belajar lainnya
yang disediakan oleh UT adalah latihan mandiri online. Latihan mandiri online
berfungsi sebagai saranan untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam memahami
materi ajar mata kuliah sebelum mahasiswa mengikuti ujian akhir semester.
Mahasiswa dapat secara mandiri mengukur kemampuannya dalam memahami materi
ajar.
Latihan mandiri online tidak
memberikan kontribusi terhadap nilai akhir mata kuliah. Latihan mandiri online
ini dapat diakses oleh mahasiswa secara online melalui situs http://student.ut.ac.id/repository.
6)
Perpustakaan Digital
Sejalan dengan perkembangan
teknologi dan informasi, sejak tahun 2004 Pusat Layanan Pustaka (Puslata) UT
telah meyediakan layanan perpustakaan digital. Puslaba telah memiliki sejumlah
koleksi dan berbagai jenis. Hingga tahun 2010, UT telah mengalih-mediakan 482
BMP dari 991 bahan ajar aktif. Hingga akhir tahun 2010, jumlah pengunjung yang
mengaksess perpustakaan digital UT melalui situs http://pustaka.ut.ac.id telah
mencapai 1. 966. 053 pengunjung.
7)
Sistem Ujian Online
Sistem ujian online mulai
dikembangkan sejak tahun 2004 oleh UT dengan sebutan Ujian Berbasis Komputer
(UBK). UBK merupakan alternatif sistem ujian di luar ujian tertulis (paper and
pencil test), melalui UBK mahasiswa dapat mengikuti ujian di luar jadwal
periode UAS yang telah ditentukan pada Kalender Akademik UT, sehingga mahasiswa
dimungkinkan untuk mengikuti ujian matakuliah bentrok (matakuliah yang waktu
ujiannya bersamaan).
Namun demikian UBK belum
sepenuhnya dilaksanakan secara online (fully online), karena sebelum
pelaksanaan UBK berlangsung naskah soal ujian sudah disediakan di server tempat
pelaksanaan UBK dan hasil ujian tidak secara online terkirim ke server pusat.
Pada tahun 2008 UT menyempurnakan sistem ujian berbasis komputer dengan harapan
pelaksanaan ujian dapat dilakukan secara fully online, yang disebut dengan
Sistem Ujian Online (SUO).
Sistem jaringan yang digunakan
dalam SUO adalah dengan menggunakan jaringan intranet Virtual Private Network
(VPN). Naskah soal ujian secara langsung diperoleh dari server pusat saat
mahasiswa login untuk mengikuti SUO dan hasil ujian mahasiswa secara online
terkirim ke server pusat saat mahasiswa logout. Mulai tahun 2010 SUO sudah
digunakan di seluruh UPBJJ-UT dengan jumlah peserta yang mendaftar sebanyak
1173 mahasiswa mata kuliah dan jumlah yang ikut SUO sebanyak 686 mahasiswa mata
kuliah.
Hingga tahun 2010, UT telah
menawarkan SUO untuk 420 (57,38%) mata kuliah dari 732 mata kuliah pilihan
ganda. Jumlah mata kuliah yang ditawarkan SUO ini secara terusmenerus
dikembangkan, bahkan pada rencana strategi UT pada tahun 2012 semua pilihan
ganda sudah dapat ditawarkan SUO.
BAB III
PENUTUP
I.
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kami simpukan bahwa e
–learning adalah pembelajaran jarak jauh yang menggunakan rangkaian elektronik
yang dilakukan melalui media internet untuk menyampaikan isi
pembelajaran,interaksi atau bimbingan yang memperoleh bahan belajar sesuai
dengan kebutuhanya.
Ada beberapa keunggulan pengembangan program pembelajaran
melalui e-learning yaitu :
·
Sangat dinamis,program pembelajaran e-learning dapat di
sajikan dalam berbagai format sajian yang menarik,atraktif dan interaktif.
·
Di operasikan sepanjang waktu sehingga dosen dan mahasiswa
dapat memperoleh informasi materi/bahan pembelajaran yang di perlukan di saat
memerlukannya.
·
Belajar secara individual,setiap mahasiswa dapat memilih
format atau model pembelajaran yang diinginkan dan yang lebih relavan dengan
latar belakangnya setiap saat
·
Bersifat komprehensip, menyediakan berbagai bentuk
kegiatan pembelajaran dari berbagai
sumber yang memungkinkan mahasiswa untuk memilih suatu format atau metode belajar dan latihan yang disediakan
II.
Saran
Dalam pembelajaran berbasis e-learning hendaknya bukan
hanya mempelajari secara teoritis saja
tetapi juga harus dipelajari secara praktikum supaya semua mahasiswa mudah
memahami tentang e-learning
DAFTAR PUSTAKA
• Belawati, T. (2003). Penerapan
e-learning dalam pendidikan jarak jauh di Indonesia. Cakrawala pendidikan:
E-learning dalam pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka
• Khan, Badrul (2005), Managing
e-Learning Strategies: Design, Delivery, Implementation and Evaluation. USA:
Information Science Publishing – Idea Groups.
• Keegan, D. 1991. Foundations of
distance Education. Great Britain : Biddles Ltd.
• Koran, Jaya Kumar C. (2002),
Aplikasi E-Learning dalam Pengajaran dan pembelajaran di Sekolah Malasyia.
http://www.moe.edu.my/smartshool/neweb/Seminar/kkerja8.htm [diakses: Oktober
2015]
• Purbo, Onno W. dan Antonius AH.
(2002). Teknologi e-Learning Berbasis PHP dan MySQL: Merencanakan dan
Mengimplementasikan Sistem e-Learning, Elex Media Komputindo, Jakarta.
• Wahono, R. S. (2003), “Pengantar
e-Learning dan Pengembangannya”,
http://www.hadspartnership.net/dwld/1122167683romi-elearning2.pdf [diakses: Oktober 2015]
• Wahono, R. S. (2008),
“Meluruskan salah kaprah tentang e-learning”,
http://romisatriawahono.net/2008/01/23/meluruskan-salah-kaprah-tentang-e-learning/
[diakses: Oktober 2015)
Terimakasih makalahnya sangat membantu:)
BalasHapusizin copas
BalasHapus